Category Archives: Artificial Intelligence

Kecerdasan Buatan mempelajari Kecerdasan Manusia

Kecerdasan Buatan mempelajari Kecerdasan Manusia

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Rabu, 8 Januari 2023.

Kecerdasan buatan atau AI, memang terinspirasi dari kecerdasan manusia yang dimulai dari level “layer atas”, yaitu cognitive manusia, kemudian dikonversi mathematical menjadi Computational Cognitive, baru menjadi AI dalam tahap awal.

Setelah pendekatan Computational Cognitive, dimulailah pendekatan Artifial Neural Network atau mempelajari jaringan syaraf.

Namun sebelum fase tersebut, sebenarnya manusia telah lama mempelajari jaringan syaraf dan otak binatang, yang mana jaringan neuron-nya hanya sekitar 100000 pada Zebrafish dan 150000 pada Melanogaster.

Manusia mempunyai triliun neuron, dan kemampuan kognitive hanya menjadi bagian dari cara bekerjanya neuron ini.

Saat ini, dari sudut pandang fisika, neuron masih berada di level makroskopik, sehingga muncul studi baru “Biophysics” yang mempelajari karakter dan perilaku neuron secara mikroskopik, agar dalam mengkonsep Computational-nya lebih akurat lagi.

Namun mempelajari bidang mikroskopik cukup sulit, baik dari sisi pengamatan sampai ke pengukuran.

Dari sini, AI berbasis neural network yang akan digunakan untuk membantu manusia didalam mempelajari jaringan syaraf manusia untuk dibuat computationalnya yang lebih akurat.

Namun tentunya apabila mempelajari sifat, karakter, dan mekanistik jaringan syaraf manusia, tidak hanya menguntungkan buat computational AI saja, namun juga sangat terbuka peluang luas untuk melakukan rekayasa jaringan syaraf manusia di masa depan.

Referensi:

How AI could lead to a better understanding of the brain

Skoltech, Innopolis, dan Jurnal Science Tech.

Skoltech, Innopolis, dan Jurnal Science Tech.

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Rabu, 1 November 2023

Perdamaian dunia, paling ideal memang didalam ranah pengembangan bidang Science dan Tech.

ISS, (International Space Station), sekitar 50% bagian masih dikuasai oleh Roscosmos Russia.

Sementara itu pasokan logistik dan pengiriman astronot ke ISS juga masih bergantian antara Soyuz TMA Russia dan Space-X.

Ketika para fisikawan dunia menempatkan pondasi “Interprestasi Kopenhagen”, yg terdepan memang nama Niels Bohr dan Werner Heisenberg, namun diantara fisikawan dunia ada nama Lev “Davidovich” Landau dari Uni Soviet.

Nama patrilineal tengah Lev Landau tidak perlu dibahas lagi.

Science, dan jurnalnya memang harus terbit untuk dunia, saat ini jurnal Science Tech seluruh dunia dari tahun 1900-an bisa dibaca di jurnal Nature.

Sejarah berhentinya kontribusi jurnal Science dunia, pernah dilakukan oleh Jerman sebelum Perang Dunia ke 2.

Beasiswa Science juga tidak mengenal Nasionalisme, semua kontribusi mahasiswa Science Tech dalam menerbitkan Jurnal, harus dalam scope dunia.

Tahun 2023 ini, kita sudah mengenal Skoltech dan Innopolis, adalah dua institusi pendidikan tinggi Russia yg tergolong baru, karena baru didirikan secara berurutan tahun 2011 dan 2012.

Untuk memahami mengapa dua institusi science Elite Russia ini didirikan, harus melihat sejarah Russia modern.

Russia modern baru didirikan tahun 1991 oleh Presiden Boris Yeltsin yg sangat radikal terhadap privatisasi atau swastanisasi Russia yg membuat kemiskinan luas berjamaah.

Di tahun 2000, Presiden Vladimir Putin membalik situasi ini 180 derajad dengan nasionalisasi. Hasilnya terbukti baik, dan tahun 2008 kepemimpinan Russia berada di Presiden Dmitry Medvedev.

Medvedev tahun 2010 ke Silicon Valley bertemu CEO Apple Steve Jobs.

Situasi yang dihadapi oleh Medvedev adalah situasi negara terlalu kuat memegang kontrol ekonomi.

Teknologi tinggi negara Russia, tidak perlu diragukan, tapi tidak membawa signifikansi ekonomi di pihak swasta.

Untuk itulah Medvedev hanya memperluas peran kue swasta di ranah Science Teknologi Russia dengan mendirikan Skoltech dan Innopolis Russia, yang merupakan penggabungan dari Pemerintah, swasta Russia dan keterlibatan global dari MIT, Google, IBM dlsb.

Di era Medvedev ini lahir orang orang seperti Yuri Milner, atau start-up seperti Mail.ru, Yandex, Telegram, sampai Indriver yang sekarang sudah kabur semua dan tentu saja ada potensi pajak swasta yang hilang.

Pasca Medvedev, Pengembangan iptek Russia kembali kuat dipegang negara melalui Sberbank yang diantaranya mengembangkan Chatbot Gigachat.

Visi misi Skoltech dan Innopolis adalah membangun start-up entepreneurship Science Teknologi Russia dan menjadi kontributor Science Technology dunia.

Semua mahasiswa di dua institusi ini sedang menimba ilmu dan berkreasi tidak hanya untuk Russia saja, tapi untuk dunia.

Tapi content dan keberpihakan lokal tetap ada, Andrey Polonsky didalam serial Lecture di Skoltech, menegaskan,

“Transisi Entrepreneurship di Russia tidak bisa dilakukan secara cepat radikal, tapi setiap generasi menjadi pilar bagi generasi selanjutnya dan mahasiswa tetap harus openmind ala Silicon Valley”

Pada akhirnya Polonsky sempat berurusan dengan negara dengan tuduhan penggelapan pajak.

Saat ini, Skoltech dalam status swasta, namun beasiswa mayoritas oleh pemerintah Russia.

Aeronautika, Astronautika dan AI di Skolkovo, jantung Dunia.

Aeronautika, Astronautika dan AI di Skolkovo, jantung Dunia.

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Rabu, 1 November 2023

MIT TR, saya rasa terlalu berlebihan dalam mengulas perkembangan Teknologi Inovasi AI sesuai doktrin dari Alan Turing, AI harus general tugas dan mendekati kemampuan manusia yang mempunyai emosi.

Nature, jurnal science teknologi yang bagi saya terbaik, karena saya masih bisa menemukan paper jurnal iptek dari tahun 1900-an dari Uni Soviet dan seluruh dunia, telah membahas penggunaan AI untuk sistem Satellite.

Satellite Glonass-M Russia saat ini juga sudah improved toleransi error 5m dari sebelumnya 15m

Pak Prof. BJ. Habibie, S1 di ITB prodi Aeronautika, namun sekarang ini prodi Aeronautika ITB sudah berkembang ke Aeronautika dan Astronautika.

Dua hal ini memang pada dasarnya identik, masalah kedirgantaraan, hanya berbeda saja dalam ranah kedirgantaraan masih dalam atmosfer bumi dan di luar atmosfir bumi.

Tahun 2023 saat ini, peradaban juga sudah mencapai ilmu tinggi di bidang Artificial Intelligence.

Pak BJ. Habibie asah ilmunya belum di era kemajuan pesat AI. Namun saya yakin, apabila beliau hidup dalam fase asah ilmu di era sekarang, probabilitas sangat besar untuk mengembangkan AI di ranah kedirgantaraan.

Skolkovo Russia, punya bidang khusus sangat kuat, yaitu luar angkasa dan AI, keduanya masuk ke dalam pondasi Skolkovo di 5 bidang utama, Fisika-Biologi-Nuklir dan energi terbarukan-Luar Angkasa-IT.

Di WAG FTI ini ada mas Bintang, S1 sudah di prodi dan Univ yang sama dengan Pak BJ. Habibie, ITB Kedirgantaraan.

Ini ilmu sangat langka, dan Bintang punya peluang bagus mengembangkan ilmu kedirgantaraan inner outer space dengan Artifisial Intelligence, Russia terutama Skolkovo memang terdesain untuk pengembangan perkawinan 2 ranah bidang ini.

Keunggulan Uni Soviet atau Russia di bidang kedirgantaraan inner outer space memang ideal, dengan budget dana jauh lebih kecil daripada US dan China, hasilnya masih menjadi yg terdepan.

Kesempatan sangat langka bisa menimba ilmu di jantung sekolah riset dan development iptek Russia, berada di depan Bintang.

Hampir bisa saya pastikan, penguasaan math, AI dan ilmu antariksa akan menjadi ilmu elitis dan sangat dibutuhkan buat Indonesia.

Aplikasi AI saat ini sangat luas, bisa di ranah apa saja. Kondisi perkembangan ilmu AI saat ini masih dibagi dalam 3 kelompok utama, yaitu Klasifikasi, Regresi dan Generative dan dari 3 kelompok utama diatas, dibuat pendekatan spektrum paling simpel dari pendekatan psikologi Kognitive manusia sampai ke pendekatan simulasi jaringan saraf manusia yang mempunyai triliunan neural dan neuron manusia di representasi oleh perceptron.

Kelompok Klasifikasi dan Regresi mengutamakan analisa, sedangkan Generative mengutamakan memproduksi “something new”, dan tentunya “something new” juga bisa diterapkan di analisa.

Saat ini leadership pengembangan AI di dunia di bawah Google, ChatGPT OpenAI menang popular karena useful untuk masyarakat awam, namun pengembangan Driverless AI Google skala derajadnya lebih sulit, karena sudah masuk di level AI Visual 3D.

Otak Google sendiri adalah Sergey “Mikhailovic” Brin, masa kecilnya adalah warga negara Uni Soviet, ayahnya Prof. Math di Maryland Univ Amerika, sedangkan ibunya Doktor Fisika di NASA, pendidikan S1 dan S2 Brin juga Math dan Computer Science, dan disertasinya S3 adalah Data Mining, penggabungan math dan computer science yang kemudian bertransformasi menjadi mesin pencari Google yg akurat.

AI dan ranah bidang Aeronautika-Astronautika bisa berelasi vice versa, obyek Aeronautika-Astronautika berkemampuan AI, atau AI yang menjadi innovator atau invensi ranah bidang Aeronautika-Astronautika.

Koordinat belajar di jantung pendidikan dan negara yg “battle proven” di bidang math, rocket, dan angkasa luar, adalah koordinat yang paling tepat.

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor:

PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

PT. Broadband Indonesia Pratama (BIPNET) – Internet Service Provider

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

Brain Computer Interface Invasive dan Aplikasi terpentingnya saat ini

Brain Computer Interface Invasive dan Aplikasi terpentingnya saat ini

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Minggu, 29 Oktober 2023

Baca lengkap (bisa klik semua tautan referensi dan link yang berkaitan): https://teknovasi.org/2023/10/29/brain-computer-interface-invasive-dan-aplikasi-terpentingnya-saat-ini/

Uraian Singkat:

BCI saat ini sudah di era Invasive/implant otak, implikasinya mempunyai akurasi jauh lebih tinggi daripada yg non-invasive.

Perkembangan Teknologi Inovasi, pasti digunakan untuk militer terlebih dahulu, demikian juga dengan BCI yang secara tidak human ethical dipasang di Tentara untuk memanipulasi otak ketakutannya.

Poligraph adalah istilah lain dari Lie Detector, Polygraph kuno menggunakan EEG, bagi orang orang terlatih yg bekerja di Intelijen negara sangat mudah untuk dikelabui. 

Namun Polygraph P300 System yg berbasis visual atau imaging otak sulit untul dikelabui dan akurasinya sangat tinggi.

Referensi:

A Survey for Lie Detection Methodology Using EEG Signal Processing

Brain Computer Interface Technology In Polygraphy

Lie Detection Based EEG-P300 Signal Classified by ANFIS Method

Responsible Innovation in Social Epistemic Systems: The P300 Memory Detection Test and the Legal Trial

Note: Untuk PDF khusus Invasive BCI untuk Lie Detector sedang saya request ke ResearchGate, harganya sekitar usd 15 untuk sekitar 76 PDF yang sudah mereka zip kompress. Nanti akan saya kembangkan tulisan setelah request di approve.

Link yang berkaitan: 

Cybersecurity di Brain Computer Interface

Quantum, AI dan Cybersecurity

Penyembuhan penyakit kompleksitas mental manusia masa depan mempunyai banyak solusi. 

Teknovasi Youtube Webinar – Menuju era Transhuman bersama dr. Ryu Hasan

Mungkinkah Brain Computer Interface Membantu Disabilitas Indonesia?

Masa Depan Teknologi AI ataupun Transhuman Tidak Segelap Yang Kita Bayangkan

Wawan Setiawan – Forum Teknologi Inovasi Arsip Blog sejak tahun 2014

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor: 

PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

PT. Broadband Indonesia Pratama (BIPNET) – Internet Service Provider

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

AGI Belajar Multibahasa

AGI Belajar Multibahasa

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Jumat, 27 Oktober 2023

Baca lengkap artikel (bisa baca tautan): https://teknovasi.org/2023/10/27/agi-belajar-multibahasa/

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor: 

PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

PT. Broadband Indonesia Pratama (BIPNET) – Internet Service Provider

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

———-

Saat ini, kemajuan AI ditopang lagi dengan AGI Artificial General Intelligence. AGI juga mulai dibangun untuk menjadi AI yang bisa mempelajari banyak bahasa seperti halnya Kecerdasan Manusia. 

ChatGPT OpenAI, memang telah menjadi general Chatbot yang bisa banyak bahasa, namun teknologi di belakangnya, selain bahasa Inggris, bahasa lain melalui konversi dulu ke dalam bahasa Inggris.

Namun saat ini, AI dikembangkan untuk bisa juga belajar multi bahasa layaknya manusia, belajar vocabulary baru dan belajar serta bercakap cakap dengan penggunanya secara native meski sudah bukan bahasa Inggris.

Pada tujuannya, pengembangan AI memang mencoba membuat artifisial kecerdasan manusia apa saja. 

Dari Deeplearning, sebagai artifisial nalar manusia, sampai DeepDreaming untuk artifisial imajinasi kreativas manusia.

Kelebihan lainnya, AI juga sudah masuk untuk membuat artificial emosi manusia.

Namun tentu saja karena ini sifatnya modular, maka bisa saja disetting fleksibel, AI berbasis penalaran rasional manusia tidak perlu di install AI artifisial emosi, sedangkan AI sesuai Turing Test, atau AI yang bercakap cakap dengan manusia bisa di-install module emosi tambahan agar semakin harmless didalam komunikasi dengan manusia.

Sementara, didalam penjelasan neuroscience modern, khususnya bidang study BioPhysics, otak manusia ter-entangled oleh semua bagian, baik bagian emosi, bagian rational thinking, dan lainnya, sehingga semua pemikiran manusia di hantui bias yang cukup besar. 

Link yang berkaitan:

Entangled Brain, otak yang mengikat semua proses dan atheisme di Indonesia.

Derajad Kreativitas untuk Inovasi atau Invensi

Artificial General Intelligence (AGI)

Permanent Revolusi Pendidikan

Brain Plasticity dan Epigenetik

Scientific philosophy, Akulturasi budaya dan Kompleksitas Perspektive Modern Science

Biophysics

Abiogenesis (Origin Of Life)

Teknovasi Youtube Review: Webinar “Menuju era Transhuman”

Teknovasi Youtube Review – Teknovasi Webinar: Bedah Buku Madilog Karya Tan Malaka

Sehat dan Cerdas di era Quantum Life…

Review Majalah Nature: “Research Intelligence” dan sedikit bahasan lagi tentang IQ

Penyembuhan penyakit kompleksitas mental manusia masa depan mempunyai banyak solusi. 

Teknovasi Youtube Clip 60 Detik: Webinar “Menuju era Transhuman”

Manfaat Kecerdasan Spiritual – Spiritual, AI, dan Neuromorphic

Bagaimana nasib kecerdasan manusia masa depan kalau interaksi neural neuron-nya ternyata lambat?

Teknovasi Youtube Webinar – ChatGPT Dalam Tinjauan Neuroscience Bersama dr. Ryu Hasan

Pengalaman Impressive Mendeterminasi Masa Depan

Webinar “Menuju era Transhuman …” (4) Perkembangan Quantum Neural Network

Quantum, AI dan Cybersecurity

Relasi Pengembangan Vice Versa AI, Quantum Computing, dan Transhuman

QNET, salah satu solusi Quantum AI untuk era Quantum saat ini…

Quantum Neural Network untuk Akselerasi AI Klasifikasi, Regresi, dan Generative Modelling

Neural Network dan Entanglement

Memahami Komputasi dan AI dari pondasi karakter fundamental penyusun hardware untuk membuat optimalisasi sampai ke AI

Wawan Setiawan – Forum Teknologi Inovasi Arsip Blog sejak tahun 2014

Derajad Kreativitas untuk Inovasi atau Invensi

Derajad Kreativitas untuk Inovasi atau Invensi

Baca lengkap di: https://baliooo.wordpress.com/2023/10/24/derajad-kreativitas-untuk-inovasi-atau-invensi/

Link yang berkaitan:

Karakter Physics, Relativitas, dan Abiogenesis:

Quantum Dot

Neural Network dan Entanglement

Scientific philosophy, Akulturasi budaya dan Kompleksitas Perspektive Modern Science

Permanent Revolusi Pendidikan

Artificial General Intelligence (AGI)

Signifikansi Inovasi Teknologi

Kreativitas atau saya lebih suka menyebutnya sebagai “radikal breakthrough thinking”, telah banyak mengubah dunia dan peradaban.

Inovasi Ipod, Ipad, Iphone dari Apple, telah mengubah peta kekuatan ekonomi dunia dari dominasi ekonomi material tambang minyak Exxon Mobile, telah diambil alih oleh Apple sejak sekitaran tahun 2012.

Kekuatan ekonomi Apple, valuasinya sekitar 2x GDP negara Indonesia, cash yang mereka punyai, juga hanya sedikit sekitar usd 10b dari cadangan devisa negara sebesar Indonesia dengan 270 juta penduduk.

Selain itu, radikal breakthrough thinking oleh Georges Lemaitre, seorang ilmuwan fisika theorities dan pastor Katolik dari Belgia dalam mengkonsep Big Bang, sebagai proses awal terciptanya alam semesta, hanya butuh sekitar 2 tahun untuk mendapatkan dukungan kuat fundamental math modellingnya dari Alexander Friedmann dari Russia sehingga menjadi konsep saintifik terkuat saat ini terhadap proses terciptanya alam semesta dan menjadi mudah didalam pembuktian saintifiknya.

Selain itu, Abiogenesis, Quantum Dot, sampai perkembangan AI yang sudah berada di fase RLAIF, atau proses trainingnya sudah bisa dilakukan oleh AI sendiri, juga merupakan terobosan luar biasa di ranah teknologi inovasi.

Sebelum abad 19, inovasi dimulai dari science terlebih dahulu, untuk digunakan aplikasinya ke sektor teknologi inovasi, namun di era perkembangan AI yang sangat cepat, petanya telah berubah bahwa teknologi khususnya AI yang akan meng-inovasi science atau melakukan pembuktian hipothesis sangat sulit dan spekulatif seperti Abiogenesis.

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor – PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Selasa, 24 Oktober 2023

“Imagination is more important than Knowledge”

(Albert Einstein)

“Creativity is just connecting things”

(Steve Jobs)

“Creativity, genuine power to change the World”

(Wawan Setiawan)

Tahun 2012, di SBOtv Live Surabaya di jam prime time 19.00-20.00 durasi 1 jam, saya pernah membawakan tema “Science, Technology dan Innovation”

Mungkin banyak yang salah memahami bahwa inovasi hanya berada di ranah teknologi saja.

Inovasi atau breakthrough thinking, di siaran live tersebut saya bahas dimulai dari breakthrough thinking di level science terlebih dahulu, baru kemudian disusul dengan breakthrough thinking di ranah teknologi.

Dasar dari breakthrough inovasi science dan teknologi, tentu harus memahami atau penguasaan ilmunya secara fundamental, penguasaan ilmu tidak harus orang yang sama, konseptornya memang bisa tanpa penguasaan ilmu fundamental, tapi eksekutornya wajib didalam penguasaan ilmu fundamental.

Inovasi paling valuable ekonomi saat ini, adalah inovasi dari Steve Jobs Apple, yaitu Ipod, Ipad, dan Iphone.

Inovasi ini memang membuat valuasi Apple skyrocket mengambil alih Exxon Mobile menjadi perusahaan terbesar di dunia dan sampai sekarang Apple masih menjadi korporasi publik terbesar di dunia dengan kapitalisasi sekitar usd 2.7 T.

Sebagai perbandingan, GDP Indonesia tahun 2022 hanya sekitar usd 1.3 T , atau setengahnya dari Apple.

Apabila diukur dari kekuatan uang cash/cadangan devisa, Indonesia mempunyai sekitar usd 137b, sedangkan Apple 125b, negara Amerika lebih “mengerikan” hanya mempunyai cash sekitar usd 36b.

Sekitar 51% pendapatan Apple disumbang dari penjualan Iphone yang saat ini sudah di versi 15.

Secara sudut pandang inovasi, Steve Jobs boleh dikatakan sangat jenius, membuat sebuah karya “state of the art” menggabungkan teknologi tinggi komunikasi phone, komputasi, kamera digital, alat pemutar musik, cloud, AI Siri, dlsb, ditunjang dengan selera seni-nya.

Inovasi ini mengubah dunia, Android meski lebih besar marketnya, tapi dalam status follower, bahkan UI Android mirip dengan Iphone dan terbukti Samsung terkena denda paten.

Steve Jobs adalah konseptor Innovator teknologi, dengan filosofi bahwa DNA Apple adalah DNA menggabungkan teknologi, seni dan humanisme yang membuat hati kita selalu bernyanyi.

Eksekutornya adalah Steve Wozniak. Di Microsoft, Bill Gates dan Paul Allen sama sama seorang geek IT Teknologi, tapi Paul Allen lebih kuat ranah teknikalnya.

Google, didirikan oleh Larry Page dan Sergey “Mikhailovich” Brin, Brin lebih kuat dalam hal pengembangan teknologi sehingga menjadi komandan Google-X, divisi riset iptek untuk Google dan Negara Amerika secara rahasia.

Namun saat ini, inovasi sudah tidak harus berasal dari science terlebih dahulu, proses “reversible” justru saat ini didominasi oleh ranah teknologi, misal dalam membuktikan proses science Big Bang sekitar 13.8 billion tahun yang lalu menggunakan teknologi partikel accelerator dan collider plus bantuan AI di CERN LHC.

Rencana membuktikan pencarian mundur evolusi dan mutasi beserta membuat artifisialnya, juga sudah ada dengan teknologi AI yang terus berkembang cepat.

Khusus untuk Abiogenesis, sangat sulit karena sudah terjadi perbedaan material yang sangat banyak, pendekatan termungkin adalah menggunakan simulasi AI dengan input data harus seakurat mungkin mensimulasikan material Abiogenesis di sekitar 3.5 4 milliar tahun yang lalu.

Perbedaan mendasar kesulitan dari pembuktian Big Bang dan Abiogenesis adalah Big Bang mempunyai material mendasar golongan besar hanya Fermion dan Boson, sedangkan Abiogenesis membutuhkan material skala makroskopik yang sudah sangat beragam sekali.

Derajad radikalisme “breakthrough thinking”

Saya akan mengulas derajad kreativitas, breakthrough thinking, atau radikalisme thinking yang telah berhasil atau potensial mengubah peradaban masa depan dunia.

a. Invensi Listrik oleh Thomas Alfa Edison dan Nikola Tesla.

Edison mengatakan, invensi adalah suatu kesuksesan dari percobaan ribuan kegagalan. Edison akhirnya berhasil invensi listrik DC (arus searah) sedangkan partnernya Nikola Tesla invensi derajadnya lebih sulit mengkonsep listrik AC (arus bolak balik).

Listrik, sejak 600 tahun sebelum masehi sebenarnya sudah ditemukan oleh Thales dari Yunani.

Selain itu listrik tersedia dari natural alam, selain petir, sampai listrik statis yang juga dimiliki oleh tubuh biologis manusia.

Invensi listrik, tetap harus diakui sebagai invensi sangat luar biasa meski natural alam juga telah menunjukan cara kerjanya.

b. Proses penciptaan alam semesta.

Theory penciptaan alam sebenarnya cukup banyak.

Philosopher seperti Immanuel Kant, membuat karya tentang Nebula didalam menyusun hipotesis proses terciptanya alam.

Selain itu ada juga theory Bintang Kembar.

Namun Big Bang yang mulai dikonsep oleh Georges Lemaitre secara radikal breakthrough thinking, adalah seorang ilmuwan dan pendeta Katolik dari Belgia pada tahun 1920, mempunyai dukungan sangat kuat oleh Alexander Friedmann dari Russia di tahun 1922, karena Friedmann berkontribusi membuat math modelling-nya.

Friedmann sendiri berkontribusi math modelling Big Bang dari General Relativity-nya Albert Einstein yang telah terbit di tahun 1905.

Pandangan kuno bahwa alam semesta static, juga digugurkan oleh radikal breakthrough thinkingnya Einstein yang mengatakan alam semesta terus berkembang/expanding dan saat ini diduga kecepatan expandingnya malah lebih cepat daripada kecepatan cahaya.

c. Theory Abiogenesis.

Alexander Oparin dari Russia, mengawali membuat radikal breakthrough thinkingnya hipotesis di bukunya “Origins of Life” yang terbit pada tahun 1936, mengkonsep bahwa material biologis berasal dari material “mati” lainnya yang terkena sengatan listrik diduga berkekuatan minimal 1 milliar volt pada sekitar 4 miliar tahun yang lalu.

Hipotesis ini memang cukup spekulatif namun kekuatan “breakthrough thinking-nya” sangat kuat.

Ilmuwan sudah mempunyai rencana menggunakan AI Regresi berbasis komputer Quantum atau menggunakan AI berbasis Quantum Neural Network untuk melacak ulang hipotesis ini.

d. Quantum Dot.

Quantum Dot adalah invensi radikal breakthrough thinking dari Alexey Ekimov dari Russia. Quantum Dot adalah material dalam skala ukuran relative di perbatasan antara nano semikonduktor dan Quantum Photonic.

Secara natural, material ini tidak ada, Ekimov mengkonsep Quantum Dot mempunyai 2 karakter berimbang dari makroskopik dan mikroskopik sekaligus dan memang secara skala natural implikasinya akan seperti itu, sehingga karakter photonic dan karakter elektronis menjadi properti dari material Quantum Dot.

Aplikasi umumnya saat ini teknologi LED, LCD, Laser, dan masih banyak lagi.

e. Perkembangan AI.

AI semula dikembangkan dari cara kerja kognisi otak manusia, namun saat ini AI sudah dirancang dengan konsep artifisial jaringan syaraf manusia atau Artificial Neural Network yang elementer dasarnya direpresentasikan oleh Perceptron.

Perkembangan teknologi Komputasi Quantum, bisa jauh lebih mendekati dan sangat cepat didalam simulasi neural network manusia/QNN yg bisa berentangled secara Quantum.

Pemrosesan Perceptron secara Qubit juga telah merepresentasikan simulasi entangled neural neuron manusia secara “real”.

Namun, yg sulit diduga adalah radikal breakghrough thinking bahwa AI telah dirancang dan dikonsep untuk melakukan pendekatan terhadap semua kecerdasan manusia, dari proses human training/RLHF sudah mulai digantikan oleh RLAIF, sampai Deepdreaming atau algoritma Generative Latent Stable Diffusion yang melakukan pendekatan artifisial terhadap kecerdasan seni manusia.

Yang juga radikal breakthrough thinking dari ranah AI, adalah rencana penggunaan AI untuk menganalisa dan melakukan therapi terhadap penyakit mental manusia melalui Brain Computer Interface.

Di masa depan, kita akan jauh lebih banyak menyaksikan radikal breakthrough thinking di ranah science dan teknologi inovasi, sehingga kecerdasan jenis ini, atau kecerdasan kreativitas adalah sudah menjadi kebutuhan kecerdasan “wajib” manusia masa depan.

Artificial General Intelligence (AGI)

Artificial General Intelligence (AGI)

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Senin, 23 Oktober 2023.

Saat ini AI juga mulai bergerak ke ranah AGI atau Artificial General Intelligence.

Konsep “general” harus kita pahami terlebih dahulu secara filosofis, komputasi general dikonsep oleh Alan Turing.

Konsep general purpose, memang plus minus, bisa mengerjakan semua tugas komputasi secara umum dengan rata rata kecepatan yang tinggi.

Konsep ini di komputasi klasik, sebenarnya sudah lama terpecah juga.

Komputasi klasik mengenal konsep CISC (Complex Instruction Set Computer) dan RISC (Reduced Instruction Set Computer).

Konsep CISC memang dibuat dengan tujuan unggul untuk general purpose, dan RISC untuk spesifik tugas.

“Dogma” komputasi ini juga menjerat komputasi Quantum. Saat ini ada juga komputasi Quantum yang dirancang untuk general purpose, sebutan mereka “Universal Quantum Computer” atau “Quantum Turing Machine”

Saat ini, konsep Artifisial General Intelligence sedang giat untuk dikembangkan.

Microsoft berbasis GPT-4 saya lihat saat ini adalah korporasi raksasa yg paling giat didalam mengembangkan Artificial General Intelligence.

Proses “general”, akan efektif jika tersusun dari level paling mendasar komputasinya, misal prosesor CISC ditunjang oleh algoritma di level software.

Namun sekali lagi, apabila kita memahami sistem paling mendasar bekerjanya komputasi, saat ini, pasca Quantum sudah terbelah antara prosesor silicon yang digunakan untuk switching on/off elektronis, dan prosesor Quantum yang secara native justru bekerja sebaliknya, yaitu Randomness.

Secanggih canggihnya teknologi AGI berbasis komputasi klasik, mereka punya kelemahan mendasar, yaitu memproduksi random number, dimana AI modelling Generative untuk memproduksi karya seni berbasis text, image atau video, mempunyai peran sentral untuk memproduksi proses random sebelum proses “discriminator” seleksi data outputnya.

Sudah menjadi rahasia umum apabila Chatgpt kurang kompatibel untuk fungsi fungsi khusus seperti pekerjaan saintifik, mathematic dan kecerdasan random data.

Namun nilai tambah AGI juga ada, setidaknya untuk RLAIF (Reinforcement Learning from Artifificial Intelligence Feedback) memang membutuhkan kecerdasan secara umum.

Referensi (hanya bisa dibaca apabila klik artikel sumber):

Sparks of Artificial General Intelligence: Early experiments with GPT-4

ChatGPT is a Remarkable Tool—For Experts

Artificial General Intelligence: Concept, State of the Art, and Future Prospects

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor – PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com