Category Archives: Transhuman

Kecerdasan Buatan mempelajari Kecerdasan Manusia

Kecerdasan Buatan mempelajari Kecerdasan Manusia

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Rabu, 8 Januari 2023.

Kecerdasan buatan atau AI, memang terinspirasi dari kecerdasan manusia yang dimulai dari level “layer atas”, yaitu cognitive manusia, kemudian dikonversi mathematical menjadi Computational Cognitive, baru menjadi AI dalam tahap awal.

Setelah pendekatan Computational Cognitive, dimulailah pendekatan Artifial Neural Network atau mempelajari jaringan syaraf.

Namun sebelum fase tersebut, sebenarnya manusia telah lama mempelajari jaringan syaraf dan otak binatang, yang mana jaringan neuron-nya hanya sekitar 100000 pada Zebrafish dan 150000 pada Melanogaster.

Manusia mempunyai triliun neuron, dan kemampuan kognitive hanya menjadi bagian dari cara bekerjanya neuron ini.

Saat ini, dari sudut pandang fisika, neuron masih berada di level makroskopik, sehingga muncul studi baru “Biophysics” yang mempelajari karakter dan perilaku neuron secara mikroskopik, agar dalam mengkonsep Computational-nya lebih akurat lagi.

Namun mempelajari bidang mikroskopik cukup sulit, baik dari sisi pengamatan sampai ke pengukuran.

Dari sini, AI berbasis neural network yang akan digunakan untuk membantu manusia didalam mempelajari jaringan syaraf manusia untuk dibuat computationalnya yang lebih akurat.

Namun tentunya apabila mempelajari sifat, karakter, dan mekanistik jaringan syaraf manusia, tidak hanya menguntungkan buat computational AI saja, namun juga sangat terbuka peluang luas untuk melakukan rekayasa jaringan syaraf manusia di masa depan.

Referensi:

How AI could lead to a better understanding of the brain

Ingin merubah warna rambut secara natural melalui CRISPR?

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Minggu, 29 Oktober 2023

Baca lengkap dengan klik tautan Referensi dan Link yang menarik: https://teknovasi.org/2023/10/29/ingin-merubah-warna-rambut-secara-natural-melalui-crispr/

Uraian Singkat:

Secara natural, mengubah DNA cukup sulit, DNA bisa bermutasi akibat radiasi sekelas nuklir atau recombine karena perkawinan.

Namun saat ini CRISPR sudah bisa dilakukan oleh manusia dewasa, sehingga mau merubah warna rambut secara natural-pun bisa dilakukan.

Selain edit DNA, sampai penggabungan/recombine lebih dari 2 DNA juga bisa dilakukan, dengan secara langsung direkayasa recombine 3 atau lebih DNA, atau dengan cara recombine bertahap, bukan langsung 3 recombine, tapi 2 recombine dan kemudian di recombine terhadap 1 DNA baru kembali, demikian terus menerus.

Kombinasi recombine banyak DNA dengan CRISPR yang melakukan eliminasi kode yg dianggap “salah” bisa menuntun manusia mempunyai ideal DNA-nya.

Referensi:

RECOMBINATION OF DNA

Epigenetics: The Interplay of Nature and Nurture

Nature and nurture effects on the spatiality of the mental time line

The nature and nurture of education

Link penting yg berkaitan:

Biologi (Genetika): DNA, RNA, dan Kromosom

Brain Plasticity dan Epigenetik

Penyembuhan penyakit kompleksitas mental manusia masa depan mempunyai banyak solusi.

Teknovasi Youtube Webinar – Menuju era Transhuman bersama dr. Ryu Hasan

Transhuman, Penggantian Organ Biologis Untuk Hidup Abadi

Transhuman, Retro-Biosciences Menawarkan Perpanjangan Umur sampai 10 Tahun

Sehat dan Cerdas di era Quantum Life…

Wawan Setiawan – Forum Teknologi Inovasi Arsip Blog sejak tahun 2014

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor: 

PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

PT. Broadband Indonesia Pratama (BIPNET) – Internet Service Provider

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

Brain Computer Interface Invasive dan Aplikasi terpentingnya saat ini

Brain Computer Interface Invasive dan Aplikasi terpentingnya saat ini

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Minggu, 29 Oktober 2023

Baca lengkap (bisa klik semua tautan referensi dan link yang berkaitan): https://teknovasi.org/2023/10/29/brain-computer-interface-invasive-dan-aplikasi-terpentingnya-saat-ini/

Uraian Singkat:

BCI saat ini sudah di era Invasive/implant otak, implikasinya mempunyai akurasi jauh lebih tinggi daripada yg non-invasive.

Perkembangan Teknologi Inovasi, pasti digunakan untuk militer terlebih dahulu, demikian juga dengan BCI yang secara tidak human ethical dipasang di Tentara untuk memanipulasi otak ketakutannya.

Poligraph adalah istilah lain dari Lie Detector, Polygraph kuno menggunakan EEG, bagi orang orang terlatih yg bekerja di Intelijen negara sangat mudah untuk dikelabui. 

Namun Polygraph P300 System yg berbasis visual atau imaging otak sulit untul dikelabui dan akurasinya sangat tinggi.

Referensi:

A Survey for Lie Detection Methodology Using EEG Signal Processing

Brain Computer Interface Technology In Polygraphy

Lie Detection Based EEG-P300 Signal Classified by ANFIS Method

Responsible Innovation in Social Epistemic Systems: The P300 Memory Detection Test and the Legal Trial

Note: Untuk PDF khusus Invasive BCI untuk Lie Detector sedang saya request ke ResearchGate, harganya sekitar usd 15 untuk sekitar 76 PDF yang sudah mereka zip kompress. Nanti akan saya kembangkan tulisan setelah request di approve.

Link yang berkaitan: 

Cybersecurity di Brain Computer Interface

Quantum, AI dan Cybersecurity

Penyembuhan penyakit kompleksitas mental manusia masa depan mempunyai banyak solusi. 

Teknovasi Youtube Webinar – Menuju era Transhuman bersama dr. Ryu Hasan

Mungkinkah Brain Computer Interface Membantu Disabilitas Indonesia?

Masa Depan Teknologi AI ataupun Transhuman Tidak Segelap Yang Kita Bayangkan

Wawan Setiawan – Forum Teknologi Inovasi Arsip Blog sejak tahun 2014

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor: 

PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

PT. Broadband Indonesia Pratama (BIPNET) – Internet Service Provider

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

Entangled Brain, otak yang mengikat semua proses dan atheisme di Indonesia.

Entangled Brain, otak yang mengikat semua proses dan atheisme di Indonesia.

A. Otak kita yg ter-entangled, membuat semua proses berpikir manusia secara serentak melibatkan bagian bawah sadar, sadar, Cerebrum IQ, emosi (amygdala), Pineal (Spiritual), sampai batang otak reptile kita yang meregulasi ketakutan dan insting survival.

B. Otak kita secara evolusioner ingin selalu mencari kenyamanan, kenyamanan adalah ranah emosional. 

C. Perlindungan HAM terhadap semua penganut kepercayaan di Indonesia, menganut kepercayaan apa saja selama nyaman adalah bagus untuk otak kita.

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Jumat, 27 Oktober 2023

Baca lengkap: https://teknovasi.org/2023/10/27/entangled-brain-otak-yang-mengikat-semua-proses-dan-atheisme-di-indonesia/

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor: 

PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

PT. Broadband Indonesia Pratama (BIPNET) – Internet Service Provider

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

————

Ilmu neuroscience modern, setelah kajiannya di mikroskopikan skala material syarafnya, sangat besar kemungkinannya bekerka secara entangled.

Semua komponen otak manusia, otak bagian emosi (Amygdala), Prefrontal Cortex, Cerebrum sebagai IQ regulator, Batang otak, otak bawah sadar dan kesadaran, dalam skala mendekati Quantum bekerja secara konek/entangled, artinya tidak ada bagian otak yang terlebih dahulu bekerja untuk otak lainnya. 

Eksperimen Benjamin Libet, tahun 1980-an dengan menggunakan Wearable EEG yang mengulas otak bawah sadar sekitar rata rata 500ms atau setengah detik bekerja dan kemudian dikirim ke otak kesadaran, sepertinya sudah menjadi ilmu yg obsolete.

Dengan terkoneksinya jaringan syaraf manusia secara entangled, maka tentu saja semua produk berpikir manusia, serasional logis apapun akan tetap terikat otak emosi, bawah sadar, sampai batang otak yang secara evolusioner masih sama dengan otak reptile, atau otak survival.

Desain evolusioner otak kita juga tidak terdesain untuk membedakan benar dan salah, tapi nyaman atau tidak, dan nyaman dan tidak adalah sebuah proses emosional.

——-

Saat ini, di Indonesia sesudah amandemen Konstitusi dasar, tercantum dalam pasal 28e ayat 2 yang berbunyi: 

“Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.”

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pasal 18 menyatakan setiap orang berhak berganti agama atau kepercayaan. pasal 18 mencakup melindungi mereka yang berganti agama menjadi tidak beragama. 

Ditambah penjelasan Pak Mahfud MD ketika masih di Mahkamah Konstitusi, menegaskan bahwa Indonesia, mengakui secara formal 6 agama, dan juga semua kepercayaan, bahkan Atheisme merupakan hak asasi.

Indonesia tidak melarang secara tertulis menjadi ateis namun seorang ateis dilarang menyebarkan ajaran ateis di Indonesia dan bisa terkena pasal pidana.

“Mempidanakan hak asasi penganut atheis justru melanggar HAM”, demikian Pak Mahfud menjelaskan.

Namun, secara budaya, nilai dan kepercayaan tradisional di Indonesia, tidak mengenal nilai dan kepercayaan atheisme modern. 

Namun saya bisa nyaman menganutnya karena ada faktor bahwa dari mertua saya Maria Yastrebova sampai anak saya Alexandra Kuznetsova Setiawan, semuanya secara nilai dan kepercayaan menganut moderate atheisme, sehingga saya nyaman saja secara emosional didalam menganutnya.

Namun bagi yg tidak punya ikatan emosional terhadap kepercayaan ini, wajib mempertimbangkan apakah menganut kepercayaan ini nyaman di Indonesia?

Mungkin perlu minimal 10x didalam merenungkan hal ini 😉

Desain evolusioner otak manusia mencari kenyamanan yang terikat oleh emosionalnya. 

Link yang berkaitan:

Derajad Kreativitas untuk Inovasi atau Invensi

Artificial General Intelligence (AGI)

Permanent Revolusi Pendidikan

Brain Plasticity dan Epigenetik

Scientific philosophy, Akulturasi budaya dan Kompleksitas Perspektive Modern Science

Biophysics

Abiogenesis (Origin Of Life)

Teknovasi Youtube Review: Webinar “Menuju era Transhuman”

Teknovasi Youtube Review – Teknovasi Webinar: Bedah Buku Madilog Karya Tan Malaka

Sehat dan Cerdas di era Quantum Life…

Review Majalah Nature: “Research Intelligence” dan sedikit bahasan lagi tentang IQ

Penyembuhan penyakit kompleksitas mental manusia masa depan mempunyai banyak solusi. 

Teknovasi Youtube Clip 60 Detik: Webinar “Menuju era Transhuman”

Manfaat Kecerdasan Spiritual – Spiritual, AI, dan Neuromorphic

Bagaimana nasib kecerdasan manusia masa depan kalau interaksi neural neuron-nya ternyata lambat?

Teknovasi Youtube Webinar – ChatGPT Dalam Tinjauan Neuroscience Bersama dr. Ryu Hasan

Pengalaman Impressive Mendeterminasi Masa Depan

Wawan Setiawan – Forum Teknologi Inovasi Arsip Blog sejak tahun 2014

Derajad Kreativitas untuk Inovasi atau Invensi

Derajad Kreativitas untuk Inovasi atau Invensi

Baca lengkap di: https://baliooo.wordpress.com/2023/10/24/derajad-kreativitas-untuk-inovasi-atau-invensi/

Link yang berkaitan:

Karakter Physics, Relativitas, dan Abiogenesis:

Quantum Dot

Neural Network dan Entanglement

Scientific philosophy, Akulturasi budaya dan Kompleksitas Perspektive Modern Science

Permanent Revolusi Pendidikan

Artificial General Intelligence (AGI)

Signifikansi Inovasi Teknologi

Kreativitas atau saya lebih suka menyebutnya sebagai “radikal breakthrough thinking”, telah banyak mengubah dunia dan peradaban.

Inovasi Ipod, Ipad, Iphone dari Apple, telah mengubah peta kekuatan ekonomi dunia dari dominasi ekonomi material tambang minyak Exxon Mobile, telah diambil alih oleh Apple sejak sekitaran tahun 2012.

Kekuatan ekonomi Apple, valuasinya sekitar 2x GDP negara Indonesia, cash yang mereka punyai, juga hanya sedikit sekitar usd 10b dari cadangan devisa negara sebesar Indonesia dengan 270 juta penduduk.

Selain itu, radikal breakthrough thinking oleh Georges Lemaitre, seorang ilmuwan fisika theorities dan pastor Katolik dari Belgia dalam mengkonsep Big Bang, sebagai proses awal terciptanya alam semesta, hanya butuh sekitar 2 tahun untuk mendapatkan dukungan kuat fundamental math modellingnya dari Alexander Friedmann dari Russia sehingga menjadi konsep saintifik terkuat saat ini terhadap proses terciptanya alam semesta dan menjadi mudah didalam pembuktian saintifiknya.

Selain itu, Abiogenesis, Quantum Dot, sampai perkembangan AI yang sudah berada di fase RLAIF, atau proses trainingnya sudah bisa dilakukan oleh AI sendiri, juga merupakan terobosan luar biasa di ranah teknologi inovasi.

Sebelum abad 19, inovasi dimulai dari science terlebih dahulu, untuk digunakan aplikasinya ke sektor teknologi inovasi, namun di era perkembangan AI yang sangat cepat, petanya telah berubah bahwa teknologi khususnya AI yang akan meng-inovasi science atau melakukan pembuktian hipothesis sangat sulit dan spekulatif seperti Abiogenesis.

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor – PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Selasa, 24 Oktober 2023

“Imagination is more important than Knowledge”

(Albert Einstein)

“Creativity is just connecting things”

(Steve Jobs)

“Creativity, genuine power to change the World”

(Wawan Setiawan)

Tahun 2012, di SBOtv Live Surabaya di jam prime time 19.00-20.00 durasi 1 jam, saya pernah membawakan tema “Science, Technology dan Innovation”

Mungkin banyak yang salah memahami bahwa inovasi hanya berada di ranah teknologi saja.

Inovasi atau breakthrough thinking, di siaran live tersebut saya bahas dimulai dari breakthrough thinking di level science terlebih dahulu, baru kemudian disusul dengan breakthrough thinking di ranah teknologi.

Dasar dari breakthrough inovasi science dan teknologi, tentu harus memahami atau penguasaan ilmunya secara fundamental, penguasaan ilmu tidak harus orang yang sama, konseptornya memang bisa tanpa penguasaan ilmu fundamental, tapi eksekutornya wajib didalam penguasaan ilmu fundamental.

Inovasi paling valuable ekonomi saat ini, adalah inovasi dari Steve Jobs Apple, yaitu Ipod, Ipad, dan Iphone.

Inovasi ini memang membuat valuasi Apple skyrocket mengambil alih Exxon Mobile menjadi perusahaan terbesar di dunia dan sampai sekarang Apple masih menjadi korporasi publik terbesar di dunia dengan kapitalisasi sekitar usd 2.7 T.

Sebagai perbandingan, GDP Indonesia tahun 2022 hanya sekitar usd 1.3 T , atau setengahnya dari Apple.

Apabila diukur dari kekuatan uang cash/cadangan devisa, Indonesia mempunyai sekitar usd 137b, sedangkan Apple 125b, negara Amerika lebih “mengerikan” hanya mempunyai cash sekitar usd 36b.

Sekitar 51% pendapatan Apple disumbang dari penjualan Iphone yang saat ini sudah di versi 15.

Secara sudut pandang inovasi, Steve Jobs boleh dikatakan sangat jenius, membuat sebuah karya “state of the art” menggabungkan teknologi tinggi komunikasi phone, komputasi, kamera digital, alat pemutar musik, cloud, AI Siri, dlsb, ditunjang dengan selera seni-nya.

Inovasi ini mengubah dunia, Android meski lebih besar marketnya, tapi dalam status follower, bahkan UI Android mirip dengan Iphone dan terbukti Samsung terkena denda paten.

Steve Jobs adalah konseptor Innovator teknologi, dengan filosofi bahwa DNA Apple adalah DNA menggabungkan teknologi, seni dan humanisme yang membuat hati kita selalu bernyanyi.

Eksekutornya adalah Steve Wozniak. Di Microsoft, Bill Gates dan Paul Allen sama sama seorang geek IT Teknologi, tapi Paul Allen lebih kuat ranah teknikalnya.

Google, didirikan oleh Larry Page dan Sergey “Mikhailovich” Brin, Brin lebih kuat dalam hal pengembangan teknologi sehingga menjadi komandan Google-X, divisi riset iptek untuk Google dan Negara Amerika secara rahasia.

Namun saat ini, inovasi sudah tidak harus berasal dari science terlebih dahulu, proses “reversible” justru saat ini didominasi oleh ranah teknologi, misal dalam membuktikan proses science Big Bang sekitar 13.8 billion tahun yang lalu menggunakan teknologi partikel accelerator dan collider plus bantuan AI di CERN LHC.

Rencana membuktikan pencarian mundur evolusi dan mutasi beserta membuat artifisialnya, juga sudah ada dengan teknologi AI yang terus berkembang cepat.

Khusus untuk Abiogenesis, sangat sulit karena sudah terjadi perbedaan material yang sangat banyak, pendekatan termungkin adalah menggunakan simulasi AI dengan input data harus seakurat mungkin mensimulasikan material Abiogenesis di sekitar 3.5 4 milliar tahun yang lalu.

Perbedaan mendasar kesulitan dari pembuktian Big Bang dan Abiogenesis adalah Big Bang mempunyai material mendasar golongan besar hanya Fermion dan Boson, sedangkan Abiogenesis membutuhkan material skala makroskopik yang sudah sangat beragam sekali.

Derajad radikalisme “breakthrough thinking”

Saya akan mengulas derajad kreativitas, breakthrough thinking, atau radikalisme thinking yang telah berhasil atau potensial mengubah peradaban masa depan dunia.

a. Invensi Listrik oleh Thomas Alfa Edison dan Nikola Tesla.

Edison mengatakan, invensi adalah suatu kesuksesan dari percobaan ribuan kegagalan. Edison akhirnya berhasil invensi listrik DC (arus searah) sedangkan partnernya Nikola Tesla invensi derajadnya lebih sulit mengkonsep listrik AC (arus bolak balik).

Listrik, sejak 600 tahun sebelum masehi sebenarnya sudah ditemukan oleh Thales dari Yunani.

Selain itu listrik tersedia dari natural alam, selain petir, sampai listrik statis yang juga dimiliki oleh tubuh biologis manusia.

Invensi listrik, tetap harus diakui sebagai invensi sangat luar biasa meski natural alam juga telah menunjukan cara kerjanya.

b. Proses penciptaan alam semesta.

Theory penciptaan alam sebenarnya cukup banyak.

Philosopher seperti Immanuel Kant, membuat karya tentang Nebula didalam menyusun hipotesis proses terciptanya alam.

Selain itu ada juga theory Bintang Kembar.

Namun Big Bang yang mulai dikonsep oleh Georges Lemaitre secara radikal breakthrough thinking, adalah seorang ilmuwan dan pendeta Katolik dari Belgia pada tahun 1920, mempunyai dukungan sangat kuat oleh Alexander Friedmann dari Russia di tahun 1922, karena Friedmann berkontribusi membuat math modelling-nya.

Friedmann sendiri berkontribusi math modelling Big Bang dari General Relativity-nya Albert Einstein yang telah terbit di tahun 1905.

Pandangan kuno bahwa alam semesta static, juga digugurkan oleh radikal breakthrough thinkingnya Einstein yang mengatakan alam semesta terus berkembang/expanding dan saat ini diduga kecepatan expandingnya malah lebih cepat daripada kecepatan cahaya.

c. Theory Abiogenesis.

Alexander Oparin dari Russia, mengawali membuat radikal breakthrough thinkingnya hipotesis di bukunya “Origins of Life” yang terbit pada tahun 1936, mengkonsep bahwa material biologis berasal dari material “mati” lainnya yang terkena sengatan listrik diduga berkekuatan minimal 1 milliar volt pada sekitar 4 miliar tahun yang lalu.

Hipotesis ini memang cukup spekulatif namun kekuatan “breakthrough thinking-nya” sangat kuat.

Ilmuwan sudah mempunyai rencana menggunakan AI Regresi berbasis komputer Quantum atau menggunakan AI berbasis Quantum Neural Network untuk melacak ulang hipotesis ini.

d. Quantum Dot.

Quantum Dot adalah invensi radikal breakthrough thinking dari Alexey Ekimov dari Russia. Quantum Dot adalah material dalam skala ukuran relative di perbatasan antara nano semikonduktor dan Quantum Photonic.

Secara natural, material ini tidak ada, Ekimov mengkonsep Quantum Dot mempunyai 2 karakter berimbang dari makroskopik dan mikroskopik sekaligus dan memang secara skala natural implikasinya akan seperti itu, sehingga karakter photonic dan karakter elektronis menjadi properti dari material Quantum Dot.

Aplikasi umumnya saat ini teknologi LED, LCD, Laser, dan masih banyak lagi.

e. Perkembangan AI.

AI semula dikembangkan dari cara kerja kognisi otak manusia, namun saat ini AI sudah dirancang dengan konsep artifisial jaringan syaraf manusia atau Artificial Neural Network yang elementer dasarnya direpresentasikan oleh Perceptron.

Perkembangan teknologi Komputasi Quantum, bisa jauh lebih mendekati dan sangat cepat didalam simulasi neural network manusia/QNN yg bisa berentangled secara Quantum.

Pemrosesan Perceptron secara Qubit juga telah merepresentasikan simulasi entangled neural neuron manusia secara “real”.

Namun, yg sulit diduga adalah radikal breakghrough thinking bahwa AI telah dirancang dan dikonsep untuk melakukan pendekatan terhadap semua kecerdasan manusia, dari proses human training/RLHF sudah mulai digantikan oleh RLAIF, sampai Deepdreaming atau algoritma Generative Latent Stable Diffusion yang melakukan pendekatan artifisial terhadap kecerdasan seni manusia.

Yang juga radikal breakthrough thinking dari ranah AI, adalah rencana penggunaan AI untuk menganalisa dan melakukan therapi terhadap penyakit mental manusia melalui Brain Computer Interface.

Di masa depan, kita akan jauh lebih banyak menyaksikan radikal breakthrough thinking di ranah science dan teknologi inovasi, sehingga kecerdasan jenis ini, atau kecerdasan kreativitas adalah sudah menjadi kebutuhan kecerdasan “wajib” manusia masa depan.

Quantum Dot

Quantum Dot

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Jumat, 20 Oktober 2023

Baca lengkap:

Uraian Singkat:

Quantum Dot adalah material di titik perbatasan material nano dan quantum, sehingga aplikasinya sangat luas dan useful.

Sebagai material nano semikonduktor, digunakan untuk elektronik switching on off komputasi klasik bisa mencapai kecepatan 90 Ghz, sedangkan apabila digunakan sebagai building blok komputasi Quantum juga akan lebih “jinak” terkontrol daripada material full photonic meski tetap akan kalah cepat.

Saat ini Brain Computer Interface memang masih berbasis electrode dengan proses elektronis, namun mudah ditebak akan terjadi transisi material ke kombinasi electrode dan quantum dot dulu, baru kemudian full quantum dot.

Sebagai material Quantum, tentu saja Quantum Dot juga bisa di rekayasa Entanglement, dan mungkin di masa depan akan menjadi sebuah jembatan entanglement antara jaringan syaraf manusia dengan komputer Quantum dengan posisinya sebagai Brain Computer Interface.

Pioneer invensi Quantum Dot adalah Alexey Akimov dari Russia di tahun 1981.

Referensi:

A. Tiny ‘quantum dot’ particles win chemistry Nobel

B. Optoelectronic Neural Interfaces Based on Quantum Dots

C. Quantum dots and entanglement

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor – PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

Cybersecurity di Brain Computer Interface

Cybersecurity di Brain Computer Interface

A. BCI Invasive (implant otak) memang prospektif di masa depan karena keakuratannya jauh lebih baik daripada non-invasive. Salah satu pendekatannya adalah menanam electrode langsung di pembuluh darah otak untuk memantau aktivitas otak.

B. Semua yang berbasis komputasi klasik dan jaringannya, yaitu berbasis elektronis saat ini enkripsi terbaiknya menggunakan RSA dan AES, keduanya sangat rawan untuk di exploitasi Komputasi Quantum.

C. Komputasi Quantum secara native/built-in, membangun konsep networkingnya berbasis Entanglement Berenkripsi QKD, saat ini yang popular adalah QKD BB84, memanfaatkan karakter natural randomness/acak photonic untuk menggenerate random number didalam menyusun enkripsi. 

D. Keamanan optimal penggunaan invasive/implant BCI adalah ketika sudah bisa mempunyai opsi dicabut/uninstall dan penggunaan enkripsi QKD Quantum.

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Minggu, 15 Oktober 2023

Baca Lengkap beserta kaitan Link yang menarik di:

Uraian Singkat:

Teknologi Inovasi Invasive/Implant BCI memang sangat menjanjikan di masa depan, karena pendekatan internalnya akan menjadi solusi yang paling akurat/optimal untuk berkomunikasi dengan komputer.

Namun saat ini sudah di era dua komputasi yang berbeda dan membawa kekuatan powerfulnya sendiri sendiri. 

Dalam hal keamanan pengolahan dan networking informasi data, komputasi klasik yang masih mengandalkan enkripsi AES dan RSA masih terlalu “fragile” untuk diexploitasi komputasi Quantum, RSA sudah “berusaha” menggunakan konsep mathematis faktorisasi bilangan prima besar, namun masih terlalu mudah di exploitasi oleh operasi Shor Quantum.

Quantum mempunyai enkripsi QKD BB84, memanfaatkan karakter randomnessnya Photonic/Cahaya untuk generate random number didalam membangun enkripsi. 

Apakah bisa dijebol oleh Superkomputer Komputasi Klasik? Bisa, namun mungkin butuh waktu ribuan tahun 🙂

Referensi:

A. Brain-computer interfaces in safety and security fields: Risks and applications

B. Device Removal Following Brain Implant Research

C. Security in Brain-Computer Interfaces: State-Of-The-Art, Opportunities, and Future Challenges

D. AN INTRODUCTION TO THE BRAIN-COMPUTER INTERFACE (BCI) AND COMPANIES WORKING ON IT

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor – PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com