Category Archives: Teknologi

QKD, enkripsi terbaik untuk MiTM (Man in the Middle) Attack dan Infrastruktur Internet Fisik

QKD, enkripsi terbaik untuk MiTM (Man in the Middle) Attack dan Infrastruktur Internet Fisik

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Sabtu, 4 November 2023

Baca lengkap:

https://teknovasi.org/2023/11/04/qkd-enkripsi-terbaik-untuk-mitm-man-in-the-middle-attack-dan-infrastruktur-internet-fisik/

Uraian Singkat:

QKD (Quantum Key Distribution) adalah pengamanan enkripsi terbaik saat ini.

DIQKD (Device Independent QKD) adalah sebuah rancangan device komputasi Quantum hanya untuk menjalankan enkripsi QKD, sudah digunakan untuk pengamanan infrastruktur Fiber Optik bawah laut.

Mengapa MiTM hampir mustahil membongkar QKD?

A. QKD merupakan enkripsi Layer-1.

B. QKD menggunakan prinsip fisika Quantum.

C. QKD tidak ada message cryptography-nya.

D. QKD digenerate secara Random Quantum.

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor:

PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

PT. Broadband Indonesia Pratama (BIPNET) – Internet Service Provider

Perkembangan CRISPR Saat Ini…

Perkembangan CRISPR Saat Ini…

A. Apakah etik dan hukum menghambat kemajuan pesat teknologi Inovasi biologi?

B. Kerusakan DNA korban radiasi nuklir sudah bisa direcovery, apakah perang Nuklir menjadi perang “biasa”?

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Jumat, 3 November 2023

CRISPR atau Cas-9, meski secara engineering, telah jauh lama dilakukan daripada BCI Invasive, namun mendapatkan FDA Approval level 1 atau masih dalam tahap percobaan klinikal, baru sekitar 2-3 hari yang lalu.

Amerika, memang cukup hati hati didalam implementasi teknologi inovasi, khususnya dalam ranah biologi.

Seandainya tidak ada etika dan aturan ketatnya, perkembangan teknologi inovasi sudah berlari kencang dari saat ini, namun sangat potensial “Harmness” bagi Kemanusiaan.

Edit DNA, juga merupakan teknik yang paling fundamental didalam merubah semua struktur genetika biologis kita.

Penemuan teknologi DNA Sequencing atau pengurutan DNA, membuat manusia semakin memahami bahwa sekitar up to 70% potensial penyakit, sudah dibawa oleh level DNA-nya.

Hanya saja, manusia memang bisa menurunkan DNA ke keturunannya, namun belum tentu hasilnya sama karena ada faktor perbedaan nurture/lingkungan atau epigenetik.

Dengan perkembangan ini semua, maka opsi “obrak abrik” genetika sudah bisa dilakukan dalam berbagai cara:

A. Cloning atau melakukan copy identik terhadap sebuah DNA/Genetika. Namun hukum Nature vs Nurture mengatur rasio elastisitas up to 70:30 vice versa yang terus menerus berubah sampai kita mati.

B. CRISPR atau edit genetika sesuai keinginan. DNA “jelek” di delete, selain itu bisa juga modifikasi DNA, atau menambah code DNA dari adopsi selektif DNA lain.

C. Recombine atau penggabungan lebih dari dua DNA atau genetika, baik recombine langsung lebih dari dua genetika, atau bertahap penggabungan dua genetika kemudian ditambah satu dan seterusnya.

Cara bertahap ini, karena saat ini recombine natural bekerja dengan cara 50:50, untuk rekayasa proses natural ini, saat ini belum ditemukan efektifitasnya, sehingga setelah recombine 50:50, kemudian keduanya direcombine (50:50) dan 50 lagi.

Seorang anak, perhitungan idealnya adalah mewarisi genetika 50:50 dari kedua orang tuanya, tapi faktanya probabilitasnya hanya diterima sekitar elastisitas 47, sekitar 3 poin hilang karena terkena random selection.

D. Epigenetics, atau melakukan on/off terhadap genetika.

Dengan kemajuan pesat seperti ini, kita juga harus openmind bahwa “kejahatan” perang nuklir adalah kejahatan terbesar dan fundamental, karena radiasinya bisa merusak DNA dan kerusakan ini bisa diturunkan.

Namun saat ini, recovery kerusakan DNA karena radiasi nuklir juga sudah bisa dilakukan, apakah kemudian logikanya Perang Nuklir menjadi perang “Biasa?”

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor:

PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

PT. Broadband Indonesia Pratama (BIPNET) – Internet Service Provider

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

Aeronautika, Astronautika dan AI di Skolkovo, jantung Dunia.

Aeronautika, Astronautika dan AI di Skolkovo, jantung Dunia.

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Rabu, 1 November 2023

MIT TR, saya rasa terlalu berlebihan dalam mengulas perkembangan Teknologi Inovasi AI sesuai doktrin dari Alan Turing, AI harus general tugas dan mendekati kemampuan manusia yang mempunyai emosi.

Nature, jurnal science teknologi yang bagi saya terbaik, karena saya masih bisa menemukan paper jurnal iptek dari tahun 1900-an dari Uni Soviet dan seluruh dunia, telah membahas penggunaan AI untuk sistem Satellite.

Satellite Glonass-M Russia saat ini juga sudah improved toleransi error 5m dari sebelumnya 15m

Pak Prof. BJ. Habibie, S1 di ITB prodi Aeronautika, namun sekarang ini prodi Aeronautika ITB sudah berkembang ke Aeronautika dan Astronautika.

Dua hal ini memang pada dasarnya identik, masalah kedirgantaraan, hanya berbeda saja dalam ranah kedirgantaraan masih dalam atmosfer bumi dan di luar atmosfir bumi.

Tahun 2023 saat ini, peradaban juga sudah mencapai ilmu tinggi di bidang Artificial Intelligence.

Pak BJ. Habibie asah ilmunya belum di era kemajuan pesat AI. Namun saya yakin, apabila beliau hidup dalam fase asah ilmu di era sekarang, probabilitas sangat besar untuk mengembangkan AI di ranah kedirgantaraan.

Skolkovo Russia, punya bidang khusus sangat kuat, yaitu luar angkasa dan AI, keduanya masuk ke dalam pondasi Skolkovo di 5 bidang utama, Fisika-Biologi-Nuklir dan energi terbarukan-Luar Angkasa-IT.

Di WAG FTI ini ada mas Bintang, S1 sudah di prodi dan Univ yang sama dengan Pak BJ. Habibie, ITB Kedirgantaraan.

Ini ilmu sangat langka, dan Bintang punya peluang bagus mengembangkan ilmu kedirgantaraan inner outer space dengan Artifisial Intelligence, Russia terutama Skolkovo memang terdesain untuk pengembangan perkawinan 2 ranah bidang ini.

Keunggulan Uni Soviet atau Russia di bidang kedirgantaraan inner outer space memang ideal, dengan budget dana jauh lebih kecil daripada US dan China, hasilnya masih menjadi yg terdepan.

Kesempatan sangat langka bisa menimba ilmu di jantung sekolah riset dan development iptek Russia, berada di depan Bintang.

Hampir bisa saya pastikan, penguasaan math, AI dan ilmu antariksa akan menjadi ilmu elitis dan sangat dibutuhkan buat Indonesia.

Aplikasi AI saat ini sangat luas, bisa di ranah apa saja. Kondisi perkembangan ilmu AI saat ini masih dibagi dalam 3 kelompok utama, yaitu Klasifikasi, Regresi dan Generative dan dari 3 kelompok utama diatas, dibuat pendekatan spektrum paling simpel dari pendekatan psikologi Kognitive manusia sampai ke pendekatan simulasi jaringan saraf manusia yang mempunyai triliunan neural dan neuron manusia di representasi oleh perceptron.

Kelompok Klasifikasi dan Regresi mengutamakan analisa, sedangkan Generative mengutamakan memproduksi “something new”, dan tentunya “something new” juga bisa diterapkan di analisa.

Saat ini leadership pengembangan AI di dunia di bawah Google, ChatGPT OpenAI menang popular karena useful untuk masyarakat awam, namun pengembangan Driverless AI Google skala derajadnya lebih sulit, karena sudah masuk di level AI Visual 3D.

Otak Google sendiri adalah Sergey “Mikhailovic” Brin, masa kecilnya adalah warga negara Uni Soviet, ayahnya Prof. Math di Maryland Univ Amerika, sedangkan ibunya Doktor Fisika di NASA, pendidikan S1 dan S2 Brin juga Math dan Computer Science, dan disertasinya S3 adalah Data Mining, penggabungan math dan computer science yang kemudian bertransformasi menjadi mesin pencari Google yg akurat.

AI dan ranah bidang Aeronautika-Astronautika bisa berelasi vice versa, obyek Aeronautika-Astronautika berkemampuan AI, atau AI yang menjadi innovator atau invensi ranah bidang Aeronautika-Astronautika.

Koordinat belajar di jantung pendidikan dan negara yg “battle proven” di bidang math, rocket, dan angkasa luar, adalah koordinat yang paling tepat.

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor:

PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

PT. Broadband Indonesia Pratama (BIPNET) – Internet Service Provider

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

Ingin merubah warna rambut secara natural melalui CRISPR?

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Minggu, 29 Oktober 2023

Baca lengkap dengan klik tautan Referensi dan Link yang menarik: https://teknovasi.org/2023/10/29/ingin-merubah-warna-rambut-secara-natural-melalui-crispr/

Uraian Singkat:

Secara natural, mengubah DNA cukup sulit, DNA bisa bermutasi akibat radiasi sekelas nuklir atau recombine karena perkawinan.

Namun saat ini CRISPR sudah bisa dilakukan oleh manusia dewasa, sehingga mau merubah warna rambut secara natural-pun bisa dilakukan.

Selain edit DNA, sampai penggabungan/recombine lebih dari 2 DNA juga bisa dilakukan, dengan secara langsung direkayasa recombine 3 atau lebih DNA, atau dengan cara recombine bertahap, bukan langsung 3 recombine, tapi 2 recombine dan kemudian di recombine terhadap 1 DNA baru kembali, demikian terus menerus.

Kombinasi recombine banyak DNA dengan CRISPR yang melakukan eliminasi kode yg dianggap “salah” bisa menuntun manusia mempunyai ideal DNA-nya.

Referensi:

RECOMBINATION OF DNA

Epigenetics: The Interplay of Nature and Nurture

Nature and nurture effects on the spatiality of the mental time line

The nature and nurture of education

Link penting yg berkaitan:

Biologi (Genetika): DNA, RNA, dan Kromosom

Brain Plasticity dan Epigenetik

Penyembuhan penyakit kompleksitas mental manusia masa depan mempunyai banyak solusi.

Teknovasi Youtube Webinar – Menuju era Transhuman bersama dr. Ryu Hasan

Transhuman, Penggantian Organ Biologis Untuk Hidup Abadi

Transhuman, Retro-Biosciences Menawarkan Perpanjangan Umur sampai 10 Tahun

Sehat dan Cerdas di era Quantum Life…

Wawan Setiawan – Forum Teknologi Inovasi Arsip Blog sejak tahun 2014

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor: 

PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

PT. Broadband Indonesia Pratama (BIPNET) – Internet Service Provider

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

Brain Computer Interface Invasive dan Aplikasi terpentingnya saat ini

Brain Computer Interface Invasive dan Aplikasi terpentingnya saat ini

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Minggu, 29 Oktober 2023

Baca lengkap (bisa klik semua tautan referensi dan link yang berkaitan): https://teknovasi.org/2023/10/29/brain-computer-interface-invasive-dan-aplikasi-terpentingnya-saat-ini/

Uraian Singkat:

BCI saat ini sudah di era Invasive/implant otak, implikasinya mempunyai akurasi jauh lebih tinggi daripada yg non-invasive.

Perkembangan Teknologi Inovasi, pasti digunakan untuk militer terlebih dahulu, demikian juga dengan BCI yang secara tidak human ethical dipasang di Tentara untuk memanipulasi otak ketakutannya.

Poligraph adalah istilah lain dari Lie Detector, Polygraph kuno menggunakan EEG, bagi orang orang terlatih yg bekerja di Intelijen negara sangat mudah untuk dikelabui. 

Namun Polygraph P300 System yg berbasis visual atau imaging otak sulit untul dikelabui dan akurasinya sangat tinggi.

Referensi:

A Survey for Lie Detection Methodology Using EEG Signal Processing

Brain Computer Interface Technology In Polygraphy

Lie Detection Based EEG-P300 Signal Classified by ANFIS Method

Responsible Innovation in Social Epistemic Systems: The P300 Memory Detection Test and the Legal Trial

Note: Untuk PDF khusus Invasive BCI untuk Lie Detector sedang saya request ke ResearchGate, harganya sekitar usd 15 untuk sekitar 76 PDF yang sudah mereka zip kompress. Nanti akan saya kembangkan tulisan setelah request di approve.

Link yang berkaitan: 

Cybersecurity di Brain Computer Interface

Quantum, AI dan Cybersecurity

Penyembuhan penyakit kompleksitas mental manusia masa depan mempunyai banyak solusi. 

Teknovasi Youtube Webinar – Menuju era Transhuman bersama dr. Ryu Hasan

Mungkinkah Brain Computer Interface Membantu Disabilitas Indonesia?

Masa Depan Teknologi AI ataupun Transhuman Tidak Segelap Yang Kita Bayangkan

Wawan Setiawan – Forum Teknologi Inovasi Arsip Blog sejak tahun 2014

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor: 

PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

PT. Broadband Indonesia Pratama (BIPNET) – Internet Service Provider

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

AGI Belajar Multibahasa

AGI Belajar Multibahasa

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Jumat, 27 Oktober 2023

Baca lengkap artikel (bisa baca tautan): https://teknovasi.org/2023/10/27/agi-belajar-multibahasa/

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor: 

PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

PT. Broadband Indonesia Pratama (BIPNET) – Internet Service Provider

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

———-

Saat ini, kemajuan AI ditopang lagi dengan AGI Artificial General Intelligence. AGI juga mulai dibangun untuk menjadi AI yang bisa mempelajari banyak bahasa seperti halnya Kecerdasan Manusia. 

ChatGPT OpenAI, memang telah menjadi general Chatbot yang bisa banyak bahasa, namun teknologi di belakangnya, selain bahasa Inggris, bahasa lain melalui konversi dulu ke dalam bahasa Inggris.

Namun saat ini, AI dikembangkan untuk bisa juga belajar multi bahasa layaknya manusia, belajar vocabulary baru dan belajar serta bercakap cakap dengan penggunanya secara native meski sudah bukan bahasa Inggris.

Pada tujuannya, pengembangan AI memang mencoba membuat artifisial kecerdasan manusia apa saja. 

Dari Deeplearning, sebagai artifisial nalar manusia, sampai DeepDreaming untuk artifisial imajinasi kreativas manusia.

Kelebihan lainnya, AI juga sudah masuk untuk membuat artificial emosi manusia.

Namun tentu saja karena ini sifatnya modular, maka bisa saja disetting fleksibel, AI berbasis penalaran rasional manusia tidak perlu di install AI artifisial emosi, sedangkan AI sesuai Turing Test, atau AI yang bercakap cakap dengan manusia bisa di-install module emosi tambahan agar semakin harmless didalam komunikasi dengan manusia.

Sementara, didalam penjelasan neuroscience modern, khususnya bidang study BioPhysics, otak manusia ter-entangled oleh semua bagian, baik bagian emosi, bagian rational thinking, dan lainnya, sehingga semua pemikiran manusia di hantui bias yang cukup besar. 

Link yang berkaitan:

Entangled Brain, otak yang mengikat semua proses dan atheisme di Indonesia.

Derajad Kreativitas untuk Inovasi atau Invensi

Artificial General Intelligence (AGI)

Permanent Revolusi Pendidikan

Brain Plasticity dan Epigenetik

Scientific philosophy, Akulturasi budaya dan Kompleksitas Perspektive Modern Science

Biophysics

Abiogenesis (Origin Of Life)

Teknovasi Youtube Review: Webinar “Menuju era Transhuman”

Teknovasi Youtube Review – Teknovasi Webinar: Bedah Buku Madilog Karya Tan Malaka

Sehat dan Cerdas di era Quantum Life…

Review Majalah Nature: “Research Intelligence” dan sedikit bahasan lagi tentang IQ

Penyembuhan penyakit kompleksitas mental manusia masa depan mempunyai banyak solusi. 

Teknovasi Youtube Clip 60 Detik: Webinar “Menuju era Transhuman”

Manfaat Kecerdasan Spiritual – Spiritual, AI, dan Neuromorphic

Bagaimana nasib kecerdasan manusia masa depan kalau interaksi neural neuron-nya ternyata lambat?

Teknovasi Youtube Webinar – ChatGPT Dalam Tinjauan Neuroscience Bersama dr. Ryu Hasan

Pengalaman Impressive Mendeterminasi Masa Depan

Webinar “Menuju era Transhuman …” (4) Perkembangan Quantum Neural Network

Quantum, AI dan Cybersecurity

Relasi Pengembangan Vice Versa AI, Quantum Computing, dan Transhuman

QNET, salah satu solusi Quantum AI untuk era Quantum saat ini…

Quantum Neural Network untuk Akselerasi AI Klasifikasi, Regresi, dan Generative Modelling

Neural Network dan Entanglement

Memahami Komputasi dan AI dari pondasi karakter fundamental penyusun hardware untuk membuat optimalisasi sampai ke AI

Wawan Setiawan – Forum Teknologi Inovasi Arsip Blog sejak tahun 2014

Science, Methodologi dan Paul Feyerabend

Science, Methodologi dan Paul Feyerabend

A. Logika dan Science semula dikonsep methodologinya menjadi lebih ketat agar lebih presisi hasil, abad 17 filsafat empirisme dimasukan, dan menandai lompatan lahirnya atheisme modern Eropa.

Kalau konsep ini di “dogmakan”, maka untuk mengukur/menalar secara mudah akurasi Science adalah melihat dari turunan semua “inovasi teknologi terapan”-nya.

Teknologi Inovasi yang bisa berjalan kasat mata, pasti hasil dari sebuah landasan Science yang benar. (Wawan Setiawan)

B. Paul Feyerabend, seorang Atheis secara Anarkis menggugat ketatnya methodologi Science, science boleh di konsep diatas methodologi apa saja, konsep Science Empiris/kasat oleh Indera digugat di “Against Method”

C. Filsafat Idealisme vs Materialisme Realitas Obyektif, menurut pembaca, apakah Stochastic-nya karakter Quantum adalah “Interprestasi manusia” atau “Realitas Obyektif Natural Alam”?

D. Leonard Susskind mencari batasan relative dari “pencacahan paling kecil dari sebuah benda” dengan String Theory.

Uraian singkat:

Pemenang Nobel Science Kimia 2023, inventor Quantum Dot, menunjukan bahwa batas antara natural Science dan Teknologi Inovasi semakin tipis.

Science, secara normatif adalah penalaran logis empiris, sedangkan Quantum Dot hanya sebuah konsep “breakthrough thinking batas relative antara” fisika makro dan mikro yang di natural alam tidak ada.

Ketatnya methodologi of Science, berimplikasi hasil lebih presisi, namun di dalam derajad tertentu, cara berpikir terlalu ketat bisa “mematikan” kreativitas untuk melakukan “radikal breakthrough thinking” seperti hipotesa Abiogenesis ataupun Bigbang, atau theory Science baru masa depan.

Baca Lengkap: https://baliooo.wordpress.com/2023/10/26/science-methodologi-dan-paul-feyerabend/

Referensi:

TENTANG KEBENARAN DAN METODE ILMU PENGETAHUAN MENURUT PAUL
FEYERABEND SEBUAH KOMENTAR KRITIS Ashadi Arsitektur UMJ Press

An Introduction to String Theory

Susskind Lectures on String Theory

Methodology of Science an introduction lukáš bielik

Teknovasi – Take u to the Future – https://teknovasi.org

Sponsor – PT. Equnix Business Solutions – https://equnix.asia

Untuk subscribe notifikasi artikel terbaru Teknovasi silakan subscribe ke – https://baliooo.wordpress.com

Catatan Pendek Wawan Setiawan

Kamis, 26 Oktober 2023

—————-

Science, disusun diatas methodologi atau konsep. Pondasi methodologi dari sebuah “kernel” Science, dibuat agar hasil kesimpulan mendekati akurat.

Dahulu, ilmu Logika Yunani Kuno sampai ke ilmu “Mantiq” atau ilmu Logika Islam, belum mengadopsi kesyaratan atau menalar melalui premis harus empiris.

Impactnya, Tuhan memang masih masuk kedalam ranah penalaran didalam ilmu Mantiq.

Kaum Mutazillah adalah kaum Islam yang memuja penalaran, dan Tuhan masih domain didalam penalaran.

Situasi mulai berubah “mencekam” gara gara abad 17 kaum Eropa yang baru saja keluar dari 16 abad “dogma” Kekristenan, John Lock mulai mengkonsep Empirisme sebagai persyaratan premis penalaran, atau persyaratan didalam Logika, atau persyaratan didalam methodologi ilmu.

Dukungan dan radikalisme dari Francis Bacon, Thomas Hobbes dan terutama David Hume membuat era baru bahwa Science harus ber-methodologi Empiris, atau bisa dicapai dengan indera Manusia.

Pertentangan terhadap pemikiran ini juga sengit, Immanuel Kant mempunyai konsep pencapaian bisa melalui akal atau bisa juga dengan empiris.

Akibat masuknya empirisme ke ranah penalaran Logika dan Dialektika ini membuat lahir filsafat baru, filsafat naturalist, materialisme, atheisme, ketiganya dalam domain yang sama.

Abad 20, dan dari Pak Dr. rer. nat. I Made Wiryana, saya mulai dikenalkan dan tertarik konsep berpikirnya philosopher Paul Feyerabend, dari Austria.

Feyerabend seorang penganut Atheism abad 20, uniknya dia menggugat ketatnya methodologi of Science yang salah duanya adalah Rasionalisme dan Empirisme, dua ranah filsafat yang banyak memproduksi atheism.

Secara historis, Atheisme modern Eropa lahir secara radikal melompat setelah era Rasionalisme abad 16, Empirisme abad 17, dan Naturalisme Materialisme abad 18.

Tentunya mayoritas converter atheisme modern adalah kaum Kristian, terutama Eropa era Aufklarung/Pencerahan.

Namun Feyerabend tidak setuju apabila ilmu pengetahuan harus rasional dan empiris ansich, dan secara anarkis, Feyerabend mengkonsep ilmu pengetahuan harus dibebaskan oleh methodologi filosofis yang ketat.

Karyanya yang paling radikal adalah “Against Method”

Feyerabend akibat gagasan ini, dianggap sebagai “musuh Science terburuk”

Saya pribadi, justru berterima kasih terhadap Feyerabend yang sudah menggagas anti methode Science yang sangat ketat termasuk Empirisme.

3 Premis dibawah semoga bisa membangunkan kita, kira kira bagaimana apabila Science di-ikat oleh methodologi yang sangat ketat hanya mengandalkan Rasionalisme Logika Empiris.

A. Quantum Dot gagasan Alexey Ekimov pemenang Nobel Kimia 2023, sudah jelas mengkonsep material yang secara alam tidak ada, material Quantum semi Nano atau vice versa Nano semi Quantum, material berkarakter “seimbang” antara mikro dan makro karena ukuran materialnya memang ranah “antara”.

Sudah jelas Quantum Dot bukan dari penalaran sebuah premis Logika Rasionalisme dan Empirisme, tapi dari sebuah penalaran kreativitas tinggi.

B. Atom, semula dikonsep oleh Demokritus, kemudian John Dalton abad 18.

Jelas mereka berdua secara empiris belum pernah melihat atom, selain konsepsi di pikiran mereka karena kepercayaan benda benda besar selalu bisa tercacah dengan lebih kecil.

Saat ini, era Quantum dengan bahasan partikel elementer, secara radikal oleh Leonard Susskind murid Richard Feynman dengan theory String, bahwa semua tersusun secara mikro oleh vibrasi atau getaran yang “bernyanyi”.

Saat ini tahun 2023, Leonard Susskind juga mendapat Dirac Medal atau Penghargaan “Paul Dirac” dari The Abdus Salam International Centre for Theoretical Physics yang bermarkas di Italia.

Abdus Salam sendiri seorang moslem beraliran Ahmadiah dari Pakistan yang memenangkan Nobel Fisika tahun 1979.

C. Gagasan Abiogenesis, Big Bang dan Evolusi dan karakter partikel Quantum.

Ketiganya sudah jelas bukanlah hal yang empiris karena prediksi terjadinya adalah sekitar 14 milliar tahun yang lalu.

Selain itu watak atau karakter partikel Quantum yang Random sulit masuk kedalam kesyaratan ilmu Logika yang modern harus runtut logis.

Quantum lebih tepat masuk kedalam penalaran “Brownian Motion” oleh Robert Brown pada tahun 1827, dan jauh sebelumnya sudah diulas oleh Lucretius dalam karyanya “De Rerum Natura/On the Nature of Things” abad 99 SM.

Evolusi sendiri melibatkan basis penalaran Mutasi Random, mutasi random yang terjadi secara terus menerus dan lolos seleksi alam adalah transformasi ke proses evolusi.

Proses transformasi kuantitatif ke kualitatif memang ada didalam penalaran Dialektika, tapi tidak spesifikasi bahwa ini juga bisa terjadi oleh proses yang random.

———

Sekarang ini, abad 21, cara pandang alam kita sudah semakin kaya, ada Fisika Makro, dan Mikro/Quantum, Relativitas, ada Logika (empiris/non-empiris), Dialektika (empiris/non-empiris), Quantum Stochastic, Evolusi dan Random Mutasi, filsafat Idealisme vs Materialisme.

Idealisme adalah filsafat yang membahas bahwa kebenaran terikat oleh interprestasi manusia, Werner Heisenberg adalah fisikawan Quantum penting penganut aliran ini, sehingga ketika berhadapan dengan Quantum theory, Werner menjelaskan “Realitas Obyektif” adalah Ilusi manusia, sedangkan Albert Einstein menyangkalnya bahwa fisika harus tetap berdiri diatas pengamatan “Realitas Obyektif”.

Existnya Gravitasi, mudah di terka adalah “Realitas Obyektif”, namun Quantum Stochastics menurut Anda apakah seperti pendapat Heisenberg yang tetap memilih menggunakan kalimat “Interprestasi Kopenhagen” atau Quantum tetap berada di ranah Realitas Obyektif?